Bali udah jadi surganya para digital nomad. Pemandangan cakep, biaya hidup relatif terjangkau, dan vibes tropis yang bikin kerja terasa nggak kayak kerja. Tapi bener nggak sih kerja remote dari Bali itu seindah feed Instagram? Atau malah cuma mitos yang dibangun influencer? Yuk, kita bahas realitanya!
Ngantor di Pantai? Sounds Cool, but…

Banyak yang kepincut kerja dari Bali gara-gara foto laptop di depan pantai, coconut drink di samping, dan sunset vibes yang estetik. Padahal, kenyataannya kerja remote dari Bali nggak seindah itu.
Wi-Fi di banyak spot outdoor sering naik turun, matahari bisa terlalu terik buat layar laptop, dan pasir? Bisa nyelip di keyboard, bro. Realitanya, kebanyakan digital nomad tetep butuh coworking space yang nyaman biar kerja nggak terganggu.
Biaya Hidup: Murah atau Tergantung Gaya?

Banyak yang bilang hidup di Bali murah, tapi itu semua tergantung gaya hidup sih sebenarnya. Makan di warung lokal emang murah, tapi kalau tiap hari brunch di kafe estetik, ya dompet bakal berasa juga.
Sewa villa dengan private pool? Bisa jadi terjangkau kalau share bareng temen, tapi kalau mau sendiri, siapin budget ekstra. Intinya, Bali bisa murah atau mahal tergantung cara ngejalaninnya.
Baca Juga : Tanda-Tanda Toxic Tourist! Jangan Sampai Kamu Salah Satunya
Produktif atau Malah Ter-distract?

Work-life balance itu idaman semua orang, tapi di Bali tantangannya beda. Banyak banget distraksi: mulai dari ajakan surfing pagi, sunset di beach club, sampe temen ngajak nonton fire dance di Uluwatu.
Kalau nggak punya self-discipline yang kuat, bisa-bisa kerja lo keteteran. Banyak yang kerja remote dari Bali akhirnya sadar bahwa mereka lebih sering FOMO daripada fokus kerja.
Baca Juga : Desa Potato Head: Sekali Datang Auto Gak Pengen Pulang
Komunitas Digital Nomad: Supportive atau Kompetitif?

Di Bali, komunitas digital nomad gede banget. Ada banyak event networking, workshop, dan coworking space yang bisa bantu lo connect sama orang-orang dari berbagai bidang. Tapi, nggak sedikit juga yang merasa “imposter syndrome” karena ketemu orang-orang yang kelihatan lebih sukses. Jadi, lo harus pinter-pinter cari circle yang bikin lo berkembang, bukan yang bikin lo makin insecure.
Baca Juga : Bali Malam Hari Memang Gak Ada Obat Buat Nge-Bolang!
Masalah Visa: Nggak Bisa Main Lama Tanpa Aturan

Salah satu kendala kerja remote di Bali bagi turis asing adalah urusan visa. Banyak dari mereka cuma pake visa turis dan harus keluar-masuk setiap beberapa bulan buat visa run. Ada juga yang pake visa bisnis, tapi tetap harus patuh sama regulasi pemerintah Indonesia. Jadi, sebelum mutusin buat kerja remote dari Bali, pastiin dulu ngerti aturan mainnya biar nggak kena masalah imigrasi.
Baca Juga : Wisata Ala Sultan vs Backpacker, Pilih yang Mana?
Kesehatan dan Keamanan: Jangan Sepelein!

Tinggal di Bali bukan berarti bebas dari risiko. Dari makanan yang bisa bikin perut bermasalah (a.k.a. Bali Belly) sampai kemacetan di jalanan yang bisa jadi mimpi buruk kalau nggak biasa naik motor. Jangan lupa juga, asuransi kesehatan penting banget kalau nggak mau keluar duit gede pas butuh perawatan medis.
Baca Juga : Sebelum Keburu Mainstream, Buruan Kunjungi Destinasi Ini!
Work-Life Balance atau Kerja Tiap Hari?

Banyak digital nomad yang datang ke Bali dengan harapan hidup lebih santai, tapi ujung-ujungnya malah kerja lebih banyak. Kenapa? Karena nggak ada batasan jelas antara kerja dan santai.
Banyak yang akhirnya kerja terus demi ngejar project atau klien, sampe lupa nikmatin Bali itu sendiri. Jadi, work-life balance itu realita atau cuma mindset? Balik lagi ke cara ngatur waktu dan prioritas.
Baca Juga : Bali Zaman Dulu vs Sekarang, Apa yang Berubah?
Worth It atau Nggak?
Kerja remote dari Bali bisa jadi pengalaman luar biasa kalau kamu siap dengan tantangannya. Kalau bisa adaptasi sama lingkungan, atur keuangan dengan bijak, dan disiplin kerja, maka Bali bisa jadi tempat yang ideal. Tapi kalau kamu gampang terdistraksi, kesulitan mengatur waktu, atau nggak siap sama biaya hidup yang sebenarnya, ya bisa jadi ini cuma ilusi manis di Instagram.
So, kamu tim digital nomad yang “Bali is the dream” atau “Mending kerja dari rumah aja”? 😆